Sabtu, 29 November 2008

KOntes Anak, kalah? Don't U Cry..

Belakangan ni, acara TV rame dengan acara reality show. Mulai dari penacarian bakat dan idola, pembagian rejeki dadakan(yang paling gw suka tu Uang Kaget, walaupun skrng ga ditayangin lagi), pencarian jodoh, bahkan ada acara reality show yang sampe ngrusin pacar orang selingkuh apa kaga..

Emang sih, acara-acara tersebut asyik buat ditonton, tapi tentunya ada juga yg buat bete.. Yah, mungkin tergantung yang nonton kali ya.. Tapi k'lo gw pribadi sih, sampe sekarang masih suka banget yang namanya acara pencari idola melalui kontes menyanyi.. Tapi k'lo ditanya lebih spesifik lagi, gw prefer nonton kontes menyanyi yang versi anak-anak, seperti idola cilik misalnya.. Kenapa ??

Kontes menyanyi versi anak-anak selain sebagai ajang mencari bakat, juga memberikan hiburan yang tersendiri. Knapa gw bilang memberi hiburan yag tersendiri? Tentunya karna ketika melihat anak-anak menyanyi, gw ngerasa lebih enak/asyik/lucu/menghibur. Saat anak-anak tersebut bernyanyi, selain dihibur oleh suara mereka yg bagus-bagus, qta juga di hibur oleh wajah mereka yang polos dan lucu, ekspresi bernyanyi yang lucu dan terkadang ada sikap/gaya mereka yang konyol dan tentunya, menghibur..

Di balik hiburan yang mereka berikan, gw tetap merasa sedih saat di akhir acara. Para peserta / kontestan harus menahan keras detak jantung menjelang pengumuman kontestan yang akan lolos ke babak berikutnya. Dalam detak-detik penyebutan nama peserta yang lolos, bukan hanya para peserta yang gugup, para orang tua dan mungkin para pendukung dan penonton juga. Tapi tetap saja dalam hal itu, yang paling gugup dan penasaran adalah para kontestannya sendiri.

Emang sih, menurut gw hal itu biasa-biasa aja kalo kontestannya adalah orang dewasa.. Tapi dalam kontes menyanyi yang pesertanya seluruhnya adalah anak-anak, gua rasa hal itu justru merusak mental anak-anak. Setiap yang gw tonton, pada saat detak-detik menjelang penyebutan nama yang lolos, ekspresi anak-anak tersebut nunjukin kalo mereka benar-benar pengen lolos, bahkan ada yang sambil berdoa. Setelah nama yang lolos disebutin, tentunya peserta yang lolos merasa gembira dan lega. Tapi hati gw jadi ga enak bngt meliha yang ga lolos. Mereka menjadi lemas bercampur sedih. Mungkin bukan cuma gw yang sedih melihat anak-anak yang tadinya bernyanyi dengan semangat dan riang gembira, menjadi sedih dan menangis. Orang dewasa munkin bisa mengangap suatu kekalahan sebagai pelajaran. Tapi kalo anak-anak, bukannnya gw mau ngelebih-lebihin, tapi menurut gw itu justru menjadi pukulan yang berat dan mungkin bisa menjadi trauma berkepanjangan bagi mereka.

Gw yakin, bukan cuma gw yan ngerasain hal ini. Gw ga pengen kita di hibur oleh acara yang pesertanya adalah anak-anak , tetapi anak-anak tersebut sendiri malah menjadi sedih. Kalaupun kita ingin mebuat kontes menyanyi untuk anak-anak, kalau bisa anak-anak yang kalah atau tidak juara jangan sampai menangis. Bantu mereka untuk menganggap kekalahan itu sebagai hal yang biasa terjadi dalam dan sebagai motivasi untuk mengikuti perlombaan berikutnya dengan lebih semangat. Dengan begitu mereka akan belajar untuk memerima kekalahan dan berusah untuk tampil lebih baik lagi di kontes-kontes berikutnya.
OK !!

Sabtu, 08 November 2008

Heroik Atau Teroris ??!!

"Eksekusi mati Amrozi cs.." Pernyataan ini tentu sering kita dengar di TV, koran atau majalah, berita radio , dsb. Pernyataan tersebut muncul lantaran hari eksekusi yang dinanti-nantikan oleh masyarakat, khususnya para korban Bom Bali, tak kunjung tiba. Memang sungguh menyakitkan, melihat orang-orang yang telah membuat orang-orang terdekat kita menjadi luka atau cacat seumur hidup dan bahkan meninggal, masih belum di eksekusi, sering muncul di media, dan bahkan masih bisa tertawa dan merasa benar, seolah-0lah apa yang dilakukannya itu merupakan tindakan heroik yang terpuji. Mungkin itu menjadi salah satu penyebab mengapa masyrakat begitu kesal karena hari eksekusi yang harusnya sudah dilakukan sejak dulu terus menerus di undur.

Kita tentu tahu, bahwa pemerintah juga tak mungkin sembarangan mengundur-undur hari eksekusi tersebut. Pasti ada beberapa alasan dan pertimbangan yang harus diutamakan, tentunya demi kepentingan rakyat dan demi persatuan dan kesatuan Indonesia kita ini. Nah, yamg mungkin menjadi pertanyaan adalah apa yang menyebabkan munculnya perimbangan-pertimbangan tersebut. Kita mungkin sudah melihat bahwa dari sekian banyak orang yang membenci tindakan Amrozi, ternyata masih ada orang yang mendukungnya dan menganggap tindakan pengeboman yang dilakukan oleh Amrozi cs sebagai tindakan heroik. Ya, ketika ditanya mengenai motifnya, Amrozi dan rekan-rekan pengebomannya mengaku bahwa motif mereka melakukan tindakan tersebut adalah untuk berjihad melawan Amerika. Hal ini tentu menjadi dasar bagi beberapa kelompok ataupun kalangan masyarakat tertentu untuk mendukung aksi Amrozi cs tersebut. Mungkin, hal tersebut dikhawatirkan dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya perpecahan di Indonesia. Selain itu, akhir-akhir ini sering terdengar munculnya ancaman pengeboman di berbagai tempat di Indonesia. Hal itu tentu sangat meresahkan masyarakat. Oleh karena itulah di butuhkan petimbangan dan persiapan yang matang dari pemerintah.

Memang, agresi militer yang dilakukan oleh Amerika Serikat terhadap beberapa negara di timur tengah seperti Irak dan Afganistan sangat di tentang oleh dunia apalagi Indonesia. Masyarakat dari segala penjuru Indonesia, baik agama apapun itu, sangat membenci tindakan arogan Amerika tesebut. Akan tetapi tindakan pengeboman yang dilakukan untuk menentang tindakan Amerika tersebut juga bukanlah merupakan tindakan yang tepat, apalagi penegeboman tersebut di lakukan di negara sendiri yaitu Indonesia, yang bisa dibilang tidak ada hubungan dengan perang Amerika tersebut. Akibatnya penduduk Indonesia sendiri yang menjadi korban. Adapun orang-orang asing yang menjadi korban pengeboman tersebut bukanlah seluruhnya orang Amerika. Kalaupun orang Amerika, sebagian besar dari mereka adalah penduduk sipil amerika yang tidak berhubungan dengan perang di Irak dan mungkin saja mereka juga menentang kebijakan Pemerintah Amerika tersebut. Hal ini tentu sangatlah tidak berpengaruh terhadap perang Amerika yang ada di Irak ataupun Afganistan. Selain itu, tindakan pengeboman tersebut membuat citra indonsia di mata dunia menjadi kurang baik akibat keluarnya isu bahwa Indonesia merupakan sarang teroris. Tentunya kita sebagai masyarakat Indonesia sangat tidak menginginkan negara kita "dicap" sebagai negara teroris.

Harus kita ingat, bahwa kita hidup dalam konteks negara yang memiliki hukum. Apapun alasannya, tindakan pengeboman yang menewaskan rakyat sipil merupakan tindakan Kriminal yang bertentangan dengan hukum di negara kita. Dan hal itu jelas harus ditindak dan diberi sanksi sesuai hukum yang berlaku. Hal ini mungkin bisa menjadi renungan kita, bahwa setiap permasalahan bahkan permasalahan Internasional, pasti ada cara yang paling tepat untuk menyelesaikannya. Bukan dengan tindakan sepihak yang dapat merugikan berbagai kalangan.Mungkin dengan tindakan diplomasi ataupun sejenisnya yang tidak berhubungan dengan kekerasan. Memang hal itu mungkin tidak mudah untuk dilakukan atau bahkan sudah di lakukan tapi belum membuahkan hasil. Akan tetapi, di situlah letak perjuangan kita untuk memperoleh perdamaian tanpa menimbulkan jatuhnya korban yang lebih banyak.

Saya sebagai blogger pemula mohon maaf sebesar-besarnya jika ada pernyataan-pernyataan saya yang kurang tepat ataupun kurang berkenan di hati para pembaca. Apa yang saya sampaikan adalah hal-hal yang saya tuangkan dari pikiran saya. Tentunya saran-saran dan masukan dari anda sangat saya harapkan. Akhir kata, saya ucapkan terima kasih atas perhatiannya.