Belakangan ni, acara TV rame dengan acara reality show. Mulai dari penacarian bakat dan idola, pembagian rejeki dadakan(yang paling gw suka tu Uang Kaget, walaupun skrng ga ditayangin lagi), pencarian jodoh, bahkan ada acara reality show yang sampe ngrusin pacar orang selingkuh apa kaga..
Emang sih, acara-acara tersebut asyik buat ditonton, tapi tentunya ada juga yg buat bete.. Yah, mungkin tergantung yang nonton kali ya.. Tapi k'lo gw pribadi sih, sampe sekarang masih suka banget yang namanya acara pencari idola melalui kontes menyanyi.. Tapi k'lo ditanya lebih spesifik lagi, gw prefer nonton kontes menyanyi yang versi anak-anak, seperti idola cilik misalnya.. Kenapa ??
Kontes menyanyi versi anak-anak selain sebagai ajang mencari bakat, juga memberikan hiburan yang tersendiri. Knapa gw bilang memberi hiburan yag tersendiri? Tentunya karna ketika melihat anak-anak menyanyi, gw ngerasa lebih enak/asyik/lucu/menghibur. Saat anak-anak tersebut bernyanyi, selain dihibur oleh suara mereka yg bagus-bagus, qta juga di hibur oleh wajah mereka yang polos dan lucu, ekspresi bernyanyi yang lucu dan terkadang ada sikap/gaya mereka yang konyol dan tentunya, menghibur..
Di balik hiburan yang mereka berikan, gw tetap merasa sedih saat di akhir acara. Para peserta / kontestan harus menahan keras detak jantung menjelang pengumuman kontestan yang akan lolos ke babak berikutnya. Dalam detak-detik penyebutan nama peserta yang lolos, bukan hanya para peserta yang gugup, para orang tua dan mungkin para pendukung dan penonton juga. Tapi tetap saja dalam hal itu, yang paling gugup dan penasaran adalah para kontestannya sendiri.
Emang sih, menurut gw hal itu biasa-biasa aja kalo kontestannya adalah orang dewasa.. Tapi dalam kontes menyanyi yang pesertanya seluruhnya adalah anak-anak, gua rasa hal itu justru merusak mental anak-anak. Setiap yang gw tonton, pada saat detak-detik menjelang penyebutan nama yang lolos, ekspresi anak-anak tersebut nunjukin kalo mereka benar-benar pengen lolos, bahkan ada yang sambil berdoa. Setelah nama yang lolos disebutin, tentunya peserta yang lolos merasa gembira dan lega. Tapi hati gw jadi ga enak bngt meliha yang ga lolos. Mereka menjadi lemas bercampur sedih. Mungkin bukan cuma gw yang sedih melihat anak-anak yang tadinya bernyanyi dengan semangat dan riang gembira, menjadi sedih dan menangis. Orang dewasa munkin bisa mengangap suatu kekalahan sebagai pelajaran. Tapi kalo anak-anak, bukannnya gw mau ngelebih-lebihin, tapi menurut gw itu justru menjadi pukulan yang berat dan mungkin bisa menjadi trauma berkepanjangan bagi mereka.
Gw yakin, bukan cuma gw yan ngerasain hal ini. Gw ga pengen kita di hibur oleh acara yang pesertanya adalah anak-anak , tetapi anak-anak tersebut sendiri malah menjadi sedih. Kalaupun kita ingin mebuat kontes menyanyi untuk anak-anak, kalau bisa anak-anak yang kalah atau tidak juara jangan sampai menangis. Bantu mereka untuk menganggap kekalahan itu sebagai hal yang biasa terjadi dalam dan sebagai motivasi untuk mengikuti perlombaan berikutnya dengan lebih semangat. Dengan begitu mereka akan belajar untuk memerima kekalahan dan berusah untuk tampil lebih baik lagi di kontes-kontes berikutnya.
OK !!
Sabtu, 29 November 2008
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar